Sesungguhnya
syariat Islam sangat memperhatikan semua kebutuhan manusia, baik yang berkaitan
dengan kemaslahatan pribadinya maupun lingkungan sosial tempat tinggalnya,
tanpa membeda-bedakan ras, warna kulit, jenis kelamin ataupun status sosialnya.
Sebab, yang menjadi pembeda antara seorang muslim dengan yang lainnya hanyalah
satu yaitu ketakwaannya. Berdasarkan ketakwaan inilah seorang akan mendapatkan
kemuliaan atau kehinaan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ “Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13). Di antara
hal-hal yang bisa dijadikan sebagai petunjuk atau tanda-tanda ketakwaan
seseorang adalah perilaku dan tindak-tanduknya yang baik terhadap siapa saja
dan dalam segala hal. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sangat
memperhatikan masalah ini, hal itu jelas sekali terlihat dalam setiap perintah,
larangan, perbuatan, ucapan dan ketetapannya sebagai penguat atas apa yang
terdapat dalam Al-Qur`an. …….. …… … Allah Ta’ala memerintahkan untuk berbuat ihsan
(baik) dalam firman-Nya,
Innalloha
ya muru bil’adli wal ihsani waita idzilqurba wayan ha ‘anil fahsyaa I
walmungkar
“Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan
kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90) Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu berkata, “Ayat ini
merupakan ayat yang paling sempurna dalam Al-Qur`an, yang menerangkan semua
kebaikan yang harus diamalkan dan kejahatan yang harus dijauhi.” Kenapa harus
berbuat baik? Alasan utama kenapa kita harus berlaku ihsan (baik) adalah karena
hal itu telah diperintahkan Allah Ta’ala dalam Al-Qur`an. Di antara firman
Allah yang memerintahkan untuk berbuat ihsan, seperti yang ditulis Prof. Dr.
Falih Ash-Shughayyir dalam kitabnya, adalah sebagai berikut: 1. Allah
memerintahkan untuk berbuat baik, sebab Dia mencintai orang yang berbuat baik,
وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ “Dan berbuat baiklah. Sungguh,
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqarah: 195). 2. Ihsan
merupakan kedudukan tertinggi dalam berhubungan dengan Allah dan makhluk-Nya.
Sehingga, banyak sekali dalil dalam Al-Qur`an maupun hadits yang menunjukkan
pada hal tersebut. Di antaranya firman Allah Ta’ala,
إِنَّ اللهَ مَعَ
الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَالَّذِيْنَ هُمْ مُحْسِنُوْنَ “Sungguh, Allah beserta
orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An-Nahl:
128).
Sungguh,
sangat banyak ayat Al-Qur`an yang menerangkan perintah Allah untuk berbuat baik
(ihsan). Prof. Dr. Falih Ash-Shughayyir menulis kitab khusus tentang Ihsan ini
dengan julud Haditsul Ihsan (Hadits tentang Ihsan). Berikut adalah ayat yang
menerangkan keutamaan orang yang berbuat baik dan balasan yang akan mereka
dapatkan di akhirat kelak.
1. Firman Allah Ta’ala,
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوا
فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ “Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69).
2. Firman Allah Ta’ala,
كُلُوا وَاشْرَبُوا
هَنِيْئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِيْنَ
“(Katakan kepada mereka), “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai
balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.” Sungguh, demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Mursalat: 43-44). 3.
Firman Allah Ta’ala,
لَهُمْ مَا يَشَاءُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ
الْمُحْسِنِيْنَ “Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya.
Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Az-Zumar: 34).
Itu adalah pahala yang Allah berikan kepada orang-orang yang berbuat baik,
yakni surga nan abadi. Selanjutnya, Prof. Dr. Falih menerangkan tentang
keagungan ihsan, yaitu bahwa ia merupakan sifat terpuji, sifat para nabi dan
rasul dan sifat hamba-hamba Allah yang Ikhlas. Dalam hal ini, tidak sedikit
ayat yang menerangkannya. Mari kita simak bersama. Firman Allah Ta’ala tentang
Nabi Nuh,
سَلَامٌ عَلَى نُوْحٍ فِي الْعَالَمِيْنَ. إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِيْنَ “Kesejahteraan (Kami limpahkan) atas Nuh di seluruh alam.
Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. Ash-Shaffat: 79-80). Firman Allah tentang Nabi Ibrahim,
سَلَامٌ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ .كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِيْنَ “Selamat sejahtera bagi
Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. Ash-Shaffat: 109-110). Firman Allah tentang Nabi Musa dan Harun,
سَلَامٌ عَلَى مُوْسَى وَهَارُوْنَ. إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِيْنَ
“Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ash-Shaffat: 120-121). Firman Allah
tentang Nabi Ilyas, سَلَامٌ عَلَى إِلْ يَاسِيْنَ. إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِيْنَ “Selamat sejahtera bagi Ilyas.”Demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ash-Shaffat: 130-131). Allah juga
menyebutkan beberapa nabi lainnya dalam firman-Nya,
وَتِلْكَ حُجَّتُنَا
آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ إِنَّ
رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ. وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوْبَ كُلًّا
هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِ دَاوُوْدَ
وَسُلَيْمَانَ وَأَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسَى وَهَارُوْنَ وَكَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِيْنَ “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim
untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki.
Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui. Dan Kami telah
menganugerahkan Ishaq dan Ya‘qub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami
beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh dan
kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub,
Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik.” (QS. Al-An’am: 83-84). Dari dalil-dalil di atas, jelaslah
bahwa berbuat bak (ihsan) adalah perintah Allah, merupakan sifat para nabi, dan
orang-orang yang berbuat baik di dunia akan dimasukkan ke dalam surga sesuai
dengan kehendak Allah Ta’ala. Jadi, Jadi, apalagi yang menghalagi kita untuk
berbuat baik?
ihsan
adalah sifat-sifat penghuni surga. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ
فِي ظِلَالٍ وَعُيُونٍ. وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ . كُلُوا وَاشْرَبُوا
هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِيْنَ
“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan surga yang
teduh) dan (di sekitar) mata air. Dan buah-buahan yang mereka sukai. (Katakan
kepada mereka), “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa
yang telah kamu kerjakan.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Mursalat: 41-44). Dalam ayat lain,
Allah Ta’ala juga menyebutkan, إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ.
آخِذِيْنَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِيْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan
mata air. Mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya
mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik.” (QS.
Adz-Dzariyat: 15-16). Ihsan merupakan akhlak mulia yang harus selalu diamalkan
oleh setiap muslim dalam setiap waktu, dan dalam segala urusannya. Syaikh
Al-Jazairi mengingatkan pentingnya berbuat baik dalam segala aspek kehidupan
dan dalam urusan agama. Sangat tepat dan cukuplah kami nukilkan di sini untuk
menerangkan pentingnya Ihsan. Syaikh berkata, “Pengertian ihsan dalam hal
ibadah adalah melaksanakan ibadah baik berupa shalat, puasa, haji atau lainnya
dengan benar, memenuhi syarat dan rukunnya, memenuhi sunnah dan adabnya. Hal
ini tidak bisa dilakukan dengan sempurna kecuali apabila seseorang merasa bahwa
ia melihat Allah Ta’ala atau pun jika tidak maka Allah pasti melihat dan
mengawasi dirinya. Bila perasaan ini sudah terpatri dalam dirinya, maka sangat
mudah baginya untuk melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, sesuai dengan
yang diperintahkan.” Inilah yang disampaikan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam
dalam sabdanya
, الْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ
تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ “Ihsan adalah engkau menyembah Allah
seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak bisa melihat-Nya,
sesungguhnya Allah pasti melihatmu.” Tulisan ini disarikan dari kitab Haditsul
Ihsan karya Prof. Dr. Falih Ash-Shughayyir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar