Langsung ke konten utama

Tiga Perkara yang Menentukan

Bismillahirrohmaanirrohiim

Nabi saw. bersabda, “Ada tiga perkara penghapus dosa, tiga perkara peninggi derajat, tiga perkara penyelamat, dan tiga perkara penyebab celaka.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Tiga Perkara Penghapus Dosa
1. Menyempurnakan wudhu (walau) keadaan sangat dingin
2. Menunggu shalat (sambil berzikir)
3. Melangkahkan kaki menuju shalat berjamaah (di masjid)

Tiga Perkara Peninggi Derajat
1. Memberi makan (orang yang membutuhkan atau tengah kelaparan)
2. Menebarkan salam (kedamaian, sehingga orang-orang di sekitar merasa nyaman dengan kehadiran kita)
3. Shalat pada waktu malam (khususnya pada sepertiga malam terakhir) ketika orang-orang terlelap dalam tidurnya

Tiga Perkara Penyelamat
1. Berlaku adil dalam keadaan ridha maupun marah (atau benci)
2. Berlaku sederhana dalam keadaan miskin maupun kaya
3. Takut kepada Allah dalam keadaan sendiri maupun di tengah keramaian.

Tiga Perkara Penyebab Celaka
1. Ketamakan yang diperturutkan
2. Hawa nafsu yang diikuti
3. Berbangga mengagumi diri sendiri.

-drs-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demokrasi di Indonesia

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa Orde lama, Semejak diberlakukan kembali UUD 1945 dengan dikeluarkannya dekrit Presiden 5 juli 1959 maka berlakulah kembali demokrasi pancasila. Berlakunya demokrasi pancasila tidak berlangsung lama, karena semenjak pemerintahan Orde lama yang berkuasa dari april 1965 – 10 maret 1966 berlaku demokrasi terpimpin berdasar TAP MPRS. No. VIII/MPRS/1965. Pada masa Orde Baru Presiden begitu dominan baik dalam sufra maupun infra struktur politik. Akibatnya bannyak terjadi manipulasi politik seperti kebulatan tekakad atasnama rakyat, suburnya praktek KKN sehingga Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Pada masa Orde Reformasi Pelaksanaan demokrasi pancasila pada masa reformasi telah banyak memberi ruang gerak kepada Parpol dan komponen bangsa lainnya termasuk MPR, DPR mengawasi dan mengontrol pemerintah secara kritis, sehingga dua kepala Negara tidak dapat melaksanakan tugasnya sampai akhir masa jabata...

Sosio Drama Proses Perumusan Dasar Negara (Darus Razka)

SIDANG BPUPKI 1    TOKOH : Dr. Radjiman Widyodiningrat , Mohammad Yamin, Kh. Wahid Hasyim, Soepomo, Ir. Soekarno, Mohamad Hatta, Ahmad Soebardjo, Narator   29 Mei 1945   Pada akhir tahun 1944, Jepang terdesak oleh sekutu, karena merasa keberadaannya terancam, maka Jepang memberikan janji kemerdekaannya kepada Indonesia. Sebagai tindak lanjut janji tersebut, maka dibentuklah BPUPKI pada tanggal 1 maret 1945 oleh letnan jendra Kumakichi Harada yang bertujuan mempelajari dan menyelidiki hal hal penting yang berkaitan pembentukan negara merdeka. Dr. Radjiman Widyodiningrat dilantik sebagai ketua dan sebagai wakilnya adalah Ichibangase Yosio (Jepang) dan Soeroso (Indonesia). BPUPKI pun mengadakan sidang pada tanggal 29 mei- 1 juni 1945. Tanggal 29 Mei 1945 BPUPKI mengadakan sidang pertama sekali atas usulan Dr.Radjiman Widyodiningrat untuk membahas dasar negara. Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin memulai mengeluarkan pendapatnya mengenai dasar negara. (P...