Bismillah....
Di antara nikmat-nikmat Allah yang
Dia anugerahkan kepada kita adalah nikmat hidup kita pada saat ini. Masa-masa
yang dekat dengan bulan Ramadhan. Masa-masa musim kebaikan dan ketaatan. Di
Arab, masa-masa seperti ini adalah masa-masa panen buah kurma. Dari sana banyak
jenis kurma datang ke Indonesia. Ini adalah nikmat yang besar. Yang patut
disyukuri. Allah ﷻ ridha kepada hamba-Nya yang beriman untuk memakan makanan
yang baik, kemudian memuji-Nya sebagai ekspresi syukur. Kemudian meminum
minuman yang baik, lalu memuji-Nya. Allah ﷻ sangat mencintai hamba-hamba-Nya
yang senantiasa memuji-Nya dan bersyukur atas nikmat-Nya.
Pada bulan Ramadhan, Sering kali
menjumpai buah kurma dengan berbagai macam jenisnya. meramunya menjadi berbagai
macam bentuk makanan bahkan minuman. Kemudian membicarakan rasanya.
.Karena kurma adalah buah yang penuh berkah. Buah yang
Allah ﷻ jadikan permisalan untuk para hamba-Nya. Allah ﷻ berfirman,
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً
طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
(24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ
الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana
Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan
itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS:Ibrahim | Ayat: 24-25).
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim bahwasanya suatu hari Nabi ﷺ datang dengan membawa beberapa
butir kurma. Kemudian beliau bersabda,
إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً مَثَلُهَا كَمَثَلِ
الْمُسْلِمِ
“Sesungguhnya di antara pohon-pohon, ada sebuah pohon
yang dipermisalkan seperti seorang muslim.”
Dalam riwayat lain ada tambahan
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَلَا
تَحُتُّ وَرَقُهَا
“memberi manfaat kepada orang lain dan tidak gugur daun-daunnya?”
Dalam hadits lainnya diriwayatkan oleh ath-Thabari dan
lainnya dalam al-Mu’jam, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ مَثَلُ النَّخْلَةِ , مَا أَخَذْتَ
مِنْهَا مِنْ شَيْءٍ نَفَعَكَ
“Permisalan seorang mukmin adalah
bagaikan pohon kurma. Bagian manapun yang kau ambil, maka akan bermanfaat
untukmu.”
Pada musim-musim Ramadhan,
bertambahlah rasa syukur dan dzikir kepada Allah. Inilah yang diteladankan para
pendahulu kita yang shaleh. Allah pun semakin menambah karunia-Nya kepada
mereka. Mereka berusaha meningkatkan keimana mereka. Memperbaiki agama mereka.
Dan semakin serius menaati Allah ﷻ.
Saat-saat seperti inilah yang AllaH
ﷻ permisalkan seorang mukmin di dalam Alquran. Diriwayatkan oleh Imam
at-Tirmidzi, dari Anas bin Malik rahiallahu ‘anhu. Suatu hari Anas
pernah membawa sepiring kurma masak. Tidak ditemui kurma masak seperti itu
kecuali di musim itu. Dan di sisinya ada Abu al-Aliyah. Anas berkata, “Makanlah
wahai Abu al-Aliyah. Sesungguhnya ini adalah dari pohon yang Allah ﷻ sebutkan
di dalam kitab-Nya”. Kemudian Anas membaca firman Allah,
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً
طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
(24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana
Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan
itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS:Ibrahim | Ayat: 24-25).
Ketika kita merenungkan ayat ini.
Sungguh Allah telah memberi permisalan seorang mukmin dengan permisalan yang
baik. Itulah pohon kurma yang kita dapati persamaannya dengan seorang mukmin
sebagai berikut:
*Pohon kurma adalah pohon yang baik. Bahkan sebaik-baik dan seutama-utama
pohon.
Keutamaannya disamakan dengan
orang-orang yang beriman sudah cukup menjadi alasan keistimewaannya. Sifat
seorang mukmin adalah sifat yang baik. Oleh karena itu, dikatakan kepada
penduduk surga di hari kiamat kelak,
طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
“Kalian (orang-orang beriman) telah baik! maka
masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (QS:Az-Zumar | Ayat: 73).
Baik adalah sifat dari orang-orang yang beriman.
Mereka baik dalam keadaannya, perkataan, perbuatan, dan dalam segala hal.
*Kurma memiliki akar yang kokoh.
*Kurma memiliki akar yang kokoh.
Allah ﷻ berfirman,
أَصْلُهَا ثَابِتٌ
“Akarnya kokoh” (QS:Ibrahim | Ayat: 24).
Demikianlah sifat seorang mukmin. Jika keimanan
seseorang kuat, ia akan kokoh sebagaimana kokohnya gunung. Imam al-Auza’i
pernah ditanya tentang apakah iman itu bertambah. Beliau rahimahullah menjawab,
“Iya, ia bertambah hingga ia seperti gunung”. Kemudian beliau ditanya lagi,
“Apakah berkurang?” Beliau menjawab, “Iya, iman itu berkurang. Hingga tak
tersisa darinya sedikit pun”.
* Kurma memiliki cabang-cabang yang menjulur ke langit.
Hal ini sama seperti cabang-cabang iman. Ia memiliki
cabang yang suci. Yaitu berbagai macam bentuk ketaatan, ibadah, amalan-amalan
yang bisa mendekatkan diri kepada Allah berupa perkataan-perkataan yang benar
dan amalan-amalan yang shaleh.
* Kurma memiliki buah yang terus-menerus.
Demikian pula dengan orang yang beriman. Ia memiliki
buah berupa akhlak yang terpuji. muamalah yang mulia dan adab yang baik.
Sebagaiman telah disebutkan tadi dalam sabda Nabi ﷺ:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ مَثَلُ النَّخْلَةِ , مَا أَخَذْتَ
مِنْهَا مِنْ شَيْءٍ نَفَعَكَ
“Permisalan seorang mukmin adalah
bagaikan pohon kurma. Bagian manapun yang kau ambil, maka akan bermanfaat
untukmu.”
Orang yang beriman begitu terasa
kebaikannya dan orang lain jauh dari keburukannya. Keimanan itu akan
menghasilkan amalan yang baik. Ketaatan yang tulus. Adab yang indah. Dan akhlak
yang terpuji.
* Pohon kurma butuh akan air yang menyiraminya.
Apabila kurang air, maka ia menjadi layu. Jika tidak diberi air sama sekali, ia
akan mati.
Sama halnya seperti orang yang
beriman. Keimanannya harus senantiasa disirami dengan air wahyu. Yaitu firman
Allah dan sabda Rasulullah ﷺ. Hati itu hanya akan hidup dengan mengkonsumsi
keduanya. Allah ﷻ berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ
وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah
dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu.” (QS:Al-Anfaal | Ayat: 24).
* Semakin tua usia pohon kurma, maka semakin baik buahnya, semakin kuat akarnya,
dan semakin banyak manfaatnya.
Nabi ﷺ pernah ditanya:
أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: (( مَنْ طَالَ عُمُرُهُ
وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“Siapakah orang yang paling baik?” Beliau menjawab,
“Orang yang panjang usianya dan baik amalannya.”
Ketujuh: Bagian manapun yang diambil dari pohon kurma, maka ia akan bermanfaat.
Yakni ia tidak akan memberi bahaya dan mudharat.
Semuanya manfaat. Inilah sifat orang-orang yang beriman.
* Buah kurma tidak hanya dalam satu keadaan saja. Ada klasifikasi masa dan
keadaan buahnya. Baik ketika dipandang, dalam rasa, dll.
Demikian juga keadaan orang-orang beriman. Orang-orang
beriman tidak berada dalam satu derajat yang sama. Allah ﷻ berfirman,
فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ
وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ
“di antara mereka ada yang
menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan
diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin
Allah.” (QS:Faathir | Ayat: 32).
Wajib bagi seorang mukmin untuk
mengisi hari-hari dalam kehidupannya dalam keadaan iman. Yakni menaati Allah.
Mengingat-Nya. Menegakkan peribadatan kepada-Nya. Beramal dengan amalan yang
Dia ridhai. Dan menjadikan nikmat dan anugerah yang Allah berikan kepadanya
sebagai wasilah yang membantunya untuk menaati Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar